Kebenaran Sejarah dan Kemuliaan Tempat Kelahiran Nabi Muhammad SAW

   
Kebenaran Sejarah dan Kemuliaan Tempat Kelahiran Nabi Muhammad SAW

Kebenaran Sejarah dan Kemuliaan Tempat Kelahiran Nabi Muhammad SAW


 

27 April 2024 (sepertiga malam) 

Kebenaran Sejarah dan Kemuliaan Tempat Kelahiran Nabi Muhammad SAW

Nabi Khidr kembali menjumpaiku dengan jubah kesayangannya, yang putih dan berbulu lebat bagaikan bulu domba yang bersih dan tebal. Lalu beliau berkata :


"Wahai Ahmad..., tulislah kembali apa yang aku sampaikan kepada mu ini, agar ummat Nabi Mulia Muhammad tidaklah meragukan tentang Allah dan Rasulullah Muhammad yang Mulia, dan tidak pula mereka mempercayai pendapat kaum Kuffar yang hendak mengikuti jejak Abrahah yang ingin menghancurkan kota-kota suci yang subur dan penuh keberkahan. Agar Ummat Nabi Mulia Muhammad tidak tertipu para cendikiawan yang bodoh dan tidak mengenal Allah Azza Wa Jalla tentang sejarah Ka'bah dan kota Mekah kelahiran Nabi Mulia Muhammad SAW. Apakah mereka tidak melihat dan memahami kesempurnaan Al-Qur'an? Yang telah menjelaskan kisah saudara ku Nabi Ibrahim Khalilullah ? dan Nabi Ismail dengan bakkah (bakkah = Kesedihan / kesedihan Siti Hajar dan tangisan Nabi Ismail kecil) yang menggetarkan?".

 

"Sungguh bodoh Ummat Nabi Mulia Muhammad SAW yang meragukan kota Mekah yang diberkahi adalah tempat kelahiran Beliau Muhammad bin Abdullah yang Bercahaya". 


"Wahai Ahmad, sungguh batu bersusun itu dahulu adalah bangunan (kubah) yang menjulang tinggi, yang di kelilingi Malaikat-Malaikat penjaga, yang memancar hingga Nabi Adam dapat kembali ke tempat ia diturunkan setelah berjumpa dengan Hawa di padang yang luas, dan di saksikan oleh Malaikat Jibril dan Izrail sebagai saksi perjanjian besar Mitsaqon Gholizha yang Allah berikan kepada keduanya, menjadi ketetapan Aqad Nikah pertama kali di atas dunia". 


"Wahai Ahmad, setelah Nabi Ibrahim mendapatkan perintah dari Allah untuk meninggalkan putra dan istrinya di lembah itu, maka kesedihan dan tangisan Nabi Ismail menjadikan Allah mengabadikan nama tempat itu menjadi "Bakkah" (lembah kesedihan) di sisi- sisa bangunan Baitul Ma'mur (Ka'bah), lalu Allah mengabulkan doa Nabi Ibrahim dan membangun kembali Baitul Ma'mur dengan apa yang di tunjukan dalam wahyu Nya oleh Allah bentuk dan rupa dari Maitul Ma'mur, lalu Allah memberinya nama Al-Makkah Al-Karimah (penarik kemuliaan / penyedut keberkahan), yang dalam penjelasan Allah Azza Wa Jalla bermakna "Doa Ibrahim menarik keberkahan dan mendatangkan kemuliaan", dan Allah membatasinya dengan batas yang jelas (sekarang Masjidil Haram) dan pegunungan-pegunungan serta menyuburkan tanah itu". 


"Wahai Ahmad, sungguh Rasulullah Muhammad yang Mulia lahir dan di besarkan di tanah Makkah, sebagai seorang Nabi dan Rasul yang ada dalam doa Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail sebelumnya, dan tercatat pada kitab-kitab sebelum Al-Qur'an. Sungguh kakek leluhur Nabi Muhammad yang mulia "Yasyjuba bin Nebat" adalah seorang Nabi, yang terdapat Nur Muhammad pada rusuknya hingga sampai kepada rusuk Abdullah bin Abdul Muthalib yang dermawan lagi tampan, dan lahirlah Nabi Mulia Muhammad yang terpelihara dalam Rahim Ibu Mulia Aminah yang sabar dan bijaksana selama sembilan bulan. Sungguh Allah menyuburkan tanah Mekkah itu sejak ia (Rasulullah) didalam  Kandungan Ibunya". 


"Wahai Ahmad, Allah memberikan perintah kepada ku, agar aku menyampaikan nya kepada mu tentang hal ini. Agar ummat Nabi Mulia tidaklah dapat disesatkan oleh kaum yang hendak merusak sejarah dan kemuliaan tempat kelahiran Nabi Mulia Muhammad yang mulia, apakah mereka mengira Allah akan membiarkan upaya mereka yang hendak menguasai tanah-tanah suci itu...?"

 

Wahai Ahmad katakan kepada mereka bahwa Allah berkata kepada Ku"


"WAHAI ABUL ABBAS BALYA BIN MALKAN, KATAKAN KEPADA AHMAD YANG ENGKAU AKU PERINTAHKAN MENJUMPAINYA, YANG TIDAK AKAN AKU IZINKAN DIRI MU MENJUMPAI SESIAPAPUN  MANUSIA SETELAH NYA, SUNGGUH MEREKA HENDAK MERUSAK SEGALA YANG TELAH AKU TETAPKAN KEATAS MUSHALLA BAITUL MA'MUR, DAN MEREKA HENDAK MENGOTORI TANAH YANG AKU SUCIKAN DENGAN AIR MATA ISMAIL DAN KERINGAT IBRAHIM (perjuangan yang melelahkan Nabi Ibrahim masa membina kembali bangunan Ka'bah). YANG TELAH AKU SUCIKAN DENGAN KAKI SEEKOR KUDA TUNGGANGAN KEKASIH KU MUHAMMAD YANG AKU PERJALANKAN, SEBAGAI TANDA KEKUASAAN KU DAN SEBAGAI UJIAN BAGI ORANG-ORANG YANG BERIMAN KEPADA KU (Allah Azza Wa Jalla) APAKAH MEREKA MERAGUKAN NYA...? SUNGGUH AKAN AKU TIMPAKAN AZAB KEATAS TANAH-TANAH MEREKA JIKA MEREKA HENDAK MENGHANCURKAN MEKKAH DAN MADINAH. DAN BAGI MEREKA YANG MERUBAH KETETAPAN KU KEATAS TANAH MEKKAH TIDAKLAH MENJUMPAI KEBAHAGIAAN MELAINKAN AZAB KU KEATAS MEREKA DI DUNIA DAN AKHIRAT. 

WAHAI BALYA BIN MALKAN, APAKAH MEREKA LUPA DENGAN APA AKU MENGHANCURKAN ABRAHAH YANG PERKASA...? DENGAN APAKAH AKU MENYUMBAT MULUT-MULUT MEREKA DAN MENGHANCURKAN KENDARAAN-KENDARAAN MEREKA YANG GAGAH...? SUNGGUH MUDAH BAGI KU (Allah Azza Wa Jalla) MENYUMBAT MULUT DAN TELINGA MEREKA DENGAN ASAP DAN API YANG MEREKA CIPTAKAN SENDIRI. 

LALU AKU AKAN BERKATA DIDALAM SAKAROTUL MAUT YANG MENIMPA DIRI MEREKA, SIAPAKAH YANG LEBIH BERKUASA DIATAS DUNIA...? HINGGA MEREKA MATI DALAM KESENGSARAAN YANG ABADI".


"Wahai Ahmad, itulah yang Allah katakan kepada ku, hendaklah kamu tidak menjadi ragu dan takut untuk menuliskannya dan mengkhabarkannya, agar ummat Nabi Mulia menjadi terang dan kembali kepada keimanan yang benar". 


"Wahai Ahmad, sungguh tidak lah Allah melihat bagaimana masa lalu mu, sebagaimana orang-orang fasik yang mengatakan bahwa diri mu adalah pendusta, lalu mencari-cari bagaimana kehidupanmu sebelum diri mu di PERJALANKAN Allah bersama ku ketempat yang tinggi, apakah mereka mengira akan aman dari murka Allah? Apakah mereka mengira bahwa seekor ulat tidak akan pernah benjadi indah dan bersayap hingga mampu terbang tinggi dan meninggalkan sarangnya yang kotor...? 


"Sungguh dalam penciptaan Allah terdapat hikmah bagi kaum yang berfikir. Sungguh tangan yang kotor masih dapat disembunyikan dan di sucikan dibandingkan mulut yang dipenuhi kotoran yang najis. Amat buruk lah keadaan mereka yang terikat lidah-lidah mereka kelak dihadapan Allah".


"Wahai Ahmad, Allah itu Tuhan yang Satu, yang tidak ada satupun yang dapat menyerupai nya, dan Allah lah yang wajib di sembah dan bertaqwa lah kepada Allah. Sungguh aku mendengar gemuruh Matahari dan langit, sebagai tanda kemurkaan Allah "yang membakar", dan gemuruh yang mengeringkan". 


"Wahai Ahmad, sampaikan lah, dan abaikan mereka yang mencari ku dan bertanya bagaimana Aku menjumpai mu, dan sungguh Allah tidaklah meninggalkan mu kecuali dengan bukti-bukti yang akan datang keatas tanah yang telah di tetapkan sebagai tempat tinggal mu, Allah hendak memuliakan para pengikut mu yang sabar atas segala ujian dan cobaan yang mereka hadapi, tetaplah sembunyi dalam terang, tidak ada yang lebih utama dari menyampaikan apa yang wajib diri mu sampaikan, dan tidaklah utama mereka mendekati dan mengenal mu kecuali orang-orang yang membawa wadah kosong hingga terisi dengan hikmah dan kebahagiaan". 


"Wahai Ahmad, tetapkanlah hari dimana diri mu dan delapan orang pengikut mu kembali menentukan hari pertemuan yang besar, yang akan Allah datangkan orang-orang yang duduk bersama mu di tempat itu, sungguh yang demikian itu lebih utama dan janganlah diri mu merasa lelah dan penat dalam menuliskan dan mengajarkan kitab-kitab yang wajib dirimu dan pengikut mu tuliskan. Dan hendaklah mereka (para Mufti) bersabar hati, agar sempurna kitab akhir zaman sebagai pedoman bagi generasi yang akan datang. Hingga mampu membedakan antara bisikan Iman dan bisikan Iblis serta para pengikut Dajjal". 


"Bukankah mereka telah mendengar dan membaca apa yang diri mu tuliskan, yakni tentang Bulan, Bumi dan Matahari serta sebuah planet yang mengikuti bulan...?  Dan Bulan serta Matahari yang mengitari Bumi...? Lalu apakah mereka ummat Nabi Mulia Muhammad mengangap mu pendusta dan mengambil pendapat dari para cendikiawan yang tak mengenal dan memahami Al-Qur'an ?". 


"Apakah mereka masih mengira bahwa hujan yang turun berasal dari air laut yang naik keatas langit? Hendaklah mereka memperhatikan zat yang ada pada air hujan, agar mereka memahami bahwa air hujan bukanlah berasal dari lautan dunia, melainkan Allah lah yang menurunkannya dari langit yang luas, yang Allah Maha Berkehendak dan Mengatur curah hujan dan tempat dimana yang Allah kehendaki turunnya hujan. Bukankah telah dirimu saksikan bersama ku bahwa diatas langit terdapat air yang terhampar? Dan air yang berbentuk laksana cermin yang bersinar? Lalu apakah mereka masih menganggap mu pendusta...? Sungguh kelak akan Allah tunjukan pada alat-alat mereka apa yang kamu tuliskan adalah kebenaran yang datang dari Allah Azza wa jalla".


Ahmad F. Bin A. Alwi Syam

Diperbarui
Tambahkan Komentar

Translate

Pengunjung