Aurat Iblis di Akhir Zaman

   
Aurat Iblis di Akhir Zaman

Aurat Iblis di Akhir Zaman

 


10 Maret 2024

Aurat Iblis di Akhir Zaman


Dialog Iblis dengan Nabi Adam dan Hawa

Ketika aku tertidur, Nabi Khidr as memberikan salam khasnya, dan Beliau berkata : "Wahai Ahmad, tulislah dan janganlah dirimu khawatir dengan demam yang kembali mendatangimu, sungguh mimpimu tentang serangan ular adalah cara iblis hendak membuatmu enggan mendengarkan Khabar dariku, duduklah dan tulislah tentang Iblis dan Nabi Adam.

 

Ketika Iblis dihadapan Adam menjelang wafatnya Nabi Adam as. Iblis berkata kepada Adam,

"Wahai Adam, aku telah mengetahui kelemahan anak cucumu (Kaum Laki-laki) yaitu bagi mereka yang mencintai secara membabi buta kepada seorang perempuan, sebagaimana rasa takutmu kehilangan Hawa di taman syurga, hingga cahaya hatimu dikalahkan dan akalmu terbakar oleh syahwatmu".

 

"Wahai Adam, aku juga telah mengetahui kelemahan anak cucumu laki-laki dan perempuan, mereka dengan mudah aku kuasai jika amarah telah menguasai hati dan akalnya, sebagaimana Qabil terbakar api cemburu dan rasa iri kepada saudaranya tentang soal harta dan wanita, hingga akan aku gelincirkan sebanyak-banyaknya anak cucumu dan akan aku dorong mereka agar saling membunuh, hingga kelak akan kamu lihat banyaknya nyawa-nyawa anak cucumu yang mati sia sia".


Baca Juga :

  

"Wahai Adam, akupun telah mengetahui kelemahan anak cucumu (kaum perempuan), yang mempunyai sifat lemah dan berlebihan dalam mencintai laki-laki dan sifat cemburu yang tinggi, hingga akan mudah aku manfaatkan rasa itu untuk menjauhinya dari rasa sabar dan sepanjang hidupnya akan aku bujuk rayu hingga sifat itu membebani kaum laki-laki dan menyebabkan kerosakan hubungan mereka dengan cemburu buta dari kaum perempuan".

 

"Wahai Adam, aku telah mengetahui sifat perempuan yang kebanyakkan dari mereka tidak dapat menyembunyikan amarahnya hingga terbuka aib-aib mereka dan pasangan mereka, hingga hatinya dapat aku kuasai dengan mendorong rasa tidak puas dengan harta dan permata, walaupun seorang laki-laki mampu memberikan istana yang megah. Hingga kelak anak cucumu ( laki-laki & perempuan) akan banyak yang dapat aku hancurkan karena menuruti hawa nafsunya, dan kebahagiaan hanya mereka kira dengan harta dan jabatan saja, hingga mereka mati dalam keadaan hati mereka penuh keserakahan dan harta yang haram".

 

"Wahai Adam ketahuilah, kekayaan telah mendekatkan diri anak cucumu dengan kemaksiatan dan kemalasan untuk beribadah, dan mendekatkan diri anak cucumu dari sifat serakah dan sombong, dan dekat dengan sifat takut lapar dan mati. Sedangkan kemiskinan mendekatkan anak-cucumu dengan kekufuran dan kedzaliman. Aku akan penuhi hati anak-cucumu dengan sifat-sifatku, yaitu sifat iri serta dengki, serakah, dan melakukan namimah demi mencapai kekayaan dan kesenangan dunia".

"Sebagaimana dahulu aku rela menukar ampunan Allah dengan dunia akibat kesombongan dan keserakahan serta iri dengki yang memenuhi dadaku kerana menaruh kebencian dan kedengkian kepadamu".

 

"Wahai Adam, telah aku mengetahui sifat nafsu anak cucu mu (perempuan),  yang mana setiap kali mereka mengalami haid pertama, di awal mereka akan berhasrat untuk berzina, dan setelahnya mereka akan terbakar hasrat ingin berzina yang membara, sebagai mana hawa yang merajuk dan marah kepadamu, hingga dirimu menuruti kehendak nafsumu dan nafsunya, hingga tergelincirlah dirimu dalam kemurkaan Allah". 

"Sungguh mereka (para perempuan) yang mampu menahan nafsunya pada saat itu akan membebani aku seterusnya hingga berat diriku menggodanya sebagaimana aku tak mampu menggelincirkan isterimu dan anak-anakmu 'iklima' dan 'labudda' yang mentaati mu"

 

"Wahai Adam, telah aku mengetahui sifat lidah anak cucumu, yang bersambung dengan syahwat di dalam perutnya, hingga akan mudah aku menggelincirkan anak cucumu dengan kelazatan makanan dan minuman, hingga tubuh mereka membesar dan menjadi malas untuk beribadah kepada Allah, dan cenderung memuaskan lidah mereka dengan kelazatan dan kenikmatan makanan, hingga kenyang akan menjadi keutamaan bagi mereka, yang pada akhirnya, akal mereka tertuju kepada kemaksiatan dan mendatangkan penyakit-penyakit hati dan penyakit zahir, yang mudah menggerogoti diri mereka, lalu mereka mati dalam keadaan kufur dan serakah, dengan perut yang penuh dengan makanan yang haram".

 

"Wahai Adam, sebagaimana 'Qabil' yang menggunakan batu sebagai senjata membunuh, akan aku dorong anak cucumu mencari dan membuat senjata-senjata untuk mereka jadikan alat membunuh yang lebih banyak lagi untuk menghilangkan nyawa manusia, hingga kelak guncangan besar akan mengguncang bumi dan banyaknya nyawa-nyawa manusia yang tidak berdosa mati karena peperangan, hingga tiba masanya Allah membinasakan mereka semua dan meninggikan satu kelompok ummat Muhammad di akhir zaman".

 

Lalu Nabi Adam bertanya kepada Iblis, siapakah kelompok itu? Iblis terdiam. Lalu iblis berkata : 

"Saat itu tiba nanti, di mana anak cucumu menganggap ku tuhan pemberi keabadian, dan aku telah duduk bersama para pemuja Dajjal dan para penggila jabatan yang saling merebutkan tiga tanah yang Allah sucikan dan kaki tangan Dajjal telah masuk ke satu tanah yang Allah suburkan dan terkandung kekayaan yang tidak akan ada habisnya hingga hari kiamat tiba, mereka kaki tangan Dajjal bersiasat memakai pakaian suci laksana waliyullah dan pakaian kemewahan, yang bertujuan memecah belah manusia-manusia ditanah itu, yaitu tanah Arkhabil hingga mampu mereka kuasai dan mereka rampas kekayaan yang ada di dalam tanah di bumi Arkhabil".

 

"Wahai Adam, aku tahu Allah akan berlaku curang kepadaku, karena Muhammad yang namanya tertulis indah di tiang Arasy, akan membuat diriku berat untuk menggelincirkan anak cucumu, dan kelak anak cucu Muhammad pun akan dijadikan sebagai tangan dan lisan Allah, hingga rahsia ini terbongkar dengan seorang Nabi yang tidak di wafatkan Allah hingga hari kiamat, Nabi inilah yang akan mengkhabarkan kisah kita ini".

 

"Wahai Adam, akan aku tutupi cucu Muhammad itu dengan banyaknya wali-waliku dan para pendusta di sekelilingnya, hingga keberadaannya dan kehadirannya  akan di anggap sebagai pendusta pula".


Ahmad F. bin Abdullah Alwie Syams

Diperbarui
Tambahkan Komentar

Translate

Pengunjung