Bangunan Megah Tempat Sembunyi Kaum LGBT

   
Bangunan Megah Tempat Sembunyi Kaum LGBT

Bangunan Megah Tempat Sembunyi Kaum LGBT

gambar hanya sebagai ilustrasi

Pilih bahasa :  Arabic  |  Turkish  |  English



9 Januari 2025

Bangunan Megah Tempat Sembunyi Kaum LGBT


Nabi Khidr a.s mendatangiku, lalu beliau berkata,

"Wahai Ahmad, tidakkah mereka yang di timur dan barat telah mendengar peringatan yang dirimu sampaikan, dan mereka mengatakan "ini hanyalah bencana yang biasa saja, tidaklah ada hubungannya dengan apa yang dirimu katakan". Lalu Allah datangkan api dan angin dingin setelahnya, tidakkah cukup peringatan Allah bagi dua tanah suci di timur dan gunung di tanah barat dan guncangan itu...? -

  • Sungguh mereka kaum yang sombong, sungguh Allah lah yang Maha Berkuasa atas segala sesuatu.
  • Sungguh Allah murka atas berhala-berhala yang mereka ciptakan di tanah suciNya, dan perbuatan sadum di atas bumi milikNya.
  • Sungguh akan mereka dengar gemuruh di langit dan di bawah kaki mereka.

Apakah mereka akan berlindung dengan harta-harta dan bangunan megah bagaikan istana yang mereka ciptakan ? Ataukah berlindung kepada Allah...? Sungguh lisan mereka fasih menyebut Nama Allah dan membaca Al-Qur'an, namun tak bermanfaat apa yang mereka baca dan mereka ucapkan. Allah Maha Mengetahui segala isi hati hamba-hambaNya. Sungguh mereka tidak akan menyangka apa yang akan Allah timpakan keatas bangunan-bangunan mereka."


"Wahai Ahmad, tetaplah menjalankan apa yang menjadi ketetapan atas dirimu, dan hendaklah dirimu bersabar. Ambilah jalan yang mudah bagi dirimu dalam menyambut saudara-saudaramu. Sungguh Allah Azza Wajalla mencintai hamba-hambaNya yang saling berkasih sayang. Janganlah dirimu merasa berat untuk menuliskan apa yang aku sampaikan. Sungguh tidaklah menjadi tanggungan dirimu di dunia dan di akhirat atas kelalaian orang-orang disekelilingmu. Apakah mereka akan mengingat dan menyebut nama Allah lalu meminta pertolongan dan keselamatan kepada Allah ketika sakit saja ? Atau ketika datangnya bencana ? Sementara pagi hari orang-orang yang mengaku beriman kepada Allah dan Rasulullah masihlah tertidur. Hingga sedikit sekali mereka yang duduk didalam masjid-masjid di negerimu. Sungguh mereka hanyalah pendusta, mereka bagaikan seseorang yang duduk di tepi ladang Tuannya, lalu berkhayal bekerja bercocok tanam pada ladangnya tuannya itu hingga ia tertidur dan bermimpi mendapatkan hasil panen yang banyak. Lalu ketika ia bangun dari tidurnya dalam keadaan lapar dan haus, ia meminta upah dari Tuan pemilik ladang. Begitulah orang-orang yang mengaku beriman kepada Allah lalu ia lalai dalam sholatnya dan lalai dalam kewajibannya sebagai hamba-hamba Allah. Kelak Allah akan membangkitkan mereka dengan wajah-wajah yang hina."


"Wahai Ahmad, sungguh Allah telah menampakkan kuasaNya keatas tanah negeri para Nabi. Sebagai peringatan keatas para pemimpin diatasnya, tidakkah mereka memahami bahwa hati Kakekmu yang mulia sangat bersedih atas pesta di atas tepi lautan dengan bangunan yang tinggi. Sungguh dahulu adalah tempat yang sunyi di tepi lautan, lalu mereka mendirikan bangunan yang tinggi, dan melupakan hukum-hukum Allah diatasnya, dan bangunan-bangunan indah itu menjadi tempat yang aman bagi kaum sadum di zamanmu ini. Sungguh Allah benar-benar akan "menurunkan tanganNya" keatas tanah mereka. Siapakah yang mempunyai sumur-sumur mereka ? Hingga dengan sumur-sumur itu mereka hidup bermegah-megahan ? Lalu mereka menyembunyikan kemaksiatan kaum sadum di dalam bangunan megah mereka dan dirumah-rumah mereka. Sungguh Allah Maha Mengetahui apa-apa yang tersembunyi. Dan Allah Maha Keras PeringatanNya kepada kaum penzina yang najis (LGBT). Apakah bangunan megah yang tinggi itu dapat menyamai ke Maha Tinggian dan ke Maha Kuasaan Allah...? Tidak...!!! Hanya dengan satu guncangan saja mereka pastilah mencari perlindungan dari Allah Azza Wajalla. Mudah bagi Allah mengembalikan keadaan mereka sebagaimana asal mereka."


"Wahai Ahmad, hindarilah tepi lautan dalam membuat acara perjumpaan itu, sungguh carilah tempat yang termudah bagimu dan para pengikutmu, menjamu saudara-saudaramu, yang demikian itu lebih di sukai Allah dibandingkan dirimu memaksakan diri mencari tempat yang jauh lagi mahal. Sungguh Allah hendak membebaskan beberapa pengikutmu dari sakitnya, dan sungguh Rasulullah Kakekmu akan kembali memperhatikan tempat pertemuan itu, sungguh tidaklah mereka rasakan kecuali beberapa orang saja. Sungguh Kakekmu yang Mulia Muhammad akan menjumpai beberapa pengikutmu dalam mimpinya, dan meninggalkan harum yang dapat dirasakan oleh orang-orang di sekelilingnya. Dan Allah menggerakkan hati pasangannya hingga naik ke dalam perahumu dan menjadi pembela yang bijak dan dermawan."


"Wahai Ahmad, hendaklah istri-istrimu melapangkan hatinya, dan menyambut saudari-saudarimu dalam pertemuan itu dengan penuh kegembiraan. Sungguh keduanya ada dalam doa-doa saudari-saudarimu, sungguh pada diri keduanya mempunyai keberkahan atas perahumu, hendaklah mereka menyadari, hingga Allah menampakkan kepada keduanya kebahagiaan dan keberkahan didalam tahun ini. Dan hendaklah istri pertamamu bersungguh-sungguh dalam perniagaan dan mengikuti hukum pada negerimu dan negeri saudarinya. Yang demikian itu lebih mendatangkan kasih sayang Allah dan keberkahan atas perniagaan mereka, hendaklah istrimu tidak membebani dirinya dan saudarinya dengan perniagaan itu. Ajarkanlah perniagaan itu kepada keduanya yang aku katakan kepadamu, dan hendaklah mereka memahami hukum zakat atas perniagaan. Sungguh aku mendengar penduduk langit mencintai mereka, atas kesungguhan mereka dalam mendahulukan taat kepada pasangan-pasangan mereka. Sungguh nasihat istrimu menjadikan saudarimu belajar untuk menghornati dan mentaati pasangannya, sungguh saling menasihati dalam kebaikan adalah perbuatan yang di cintai Allah dan Rasulullah. Hendaklah mereka bersabar."


"Wahai Ahmad, setelah pertemuanmu dengan saudara-saudaramu, berdirilah di tempat yang tinggi, sungguh batu langit itu hendak mendengar tasbihmu. Sungguh tidaklah ia mendekati bumi dan jatuh keatasnya, melainkan hanya melintas dan bertasbih sejenak bersamamu. Yang demikian itu sebagai tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berakal. Abaikan mereka yang mencibir dan menghinamu, walaupun Allah meletakkan matahari dan bulan di tanganmu. Tidaklah akan mereka beriman kepada Allah dan Rasulullah yang Mulia Muhammad. Maka bersabarlah... Abaikan segala yang menjadi beban dalam perahumu. Bersegeralah menuju tempat dimana dirimu dan beberapa pengikutmu membuat pertanian dan perternakan. Ajarkan apa-apa yang telah aku ajarkan kepadamu, dan jika mereka bersungguh-sungguh mejalankannya, kelak mereka menjumpai keberkahan yang nyata atas upaya mereka sendiri. Tidaklah Allah menurunkan keberkahan kecuali mereka berteguh hati dan menjauhi rasa malas."


"Wahai Ahmad, katakanlah kepada mereka yang bertanya tentang ikan Nun, apakah mereka akan benar-benar bertaubat atas dosa-dosa mereka...? Setelah ikan itu benar-benar mengguncangkan selatan lautan di negerimu...? Ataukah mereka mengira ikan itu hanya ikan biasa yang tak menjadi tanda datangnya peringatan keras dari Allah atas negerimu...? Katakan bahwa dirimu telah menyaksikan punggung ikan nun lalu air lautan di sebagian negerimu menaiki daratan...? Sedangkan jarak antara dirimu dan ikan itu sangatlah jauh."


Ahmad F. bin Abdullah A. Syams

Diperbarui
Tambahkan Komentar

Translate

Pengunjung